Sejak tahun 2017, Universitas Brawijaya (UB) telah dipercaya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk melaksanakan program Darmasiswa RI (DRI). Program ini dirancang untuk memperkuat diplomasi di bidang bahasa dan budaya Indonesia dengan memberikan beasiswa penuh bagi mahasiswa asing dari berbagai negara. Di UB, program ini kemudian dipercayakan kepada Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Di mana selama satu tahun di FIB UB, mahasiswa asing tersebut belajar mengenai bahasa dan beragam budaya Indonesia.
Usai satu tahun menimba ilmu, semua mahasiswa asing tersebut kembali ke negaranya masing-masing. Sejak saat itu, mereka pun sudah dianggap sebagai duta Indonesia di negaranya. Tujuannya agar mereka tetap selalu bangga mengenalkan Indonesia kepada masyarakat di negaranya. Termasuk juga mengenalkan UB di sana sebagai tempat mereka pernah menimba ilmu.
Salah satu alumni program DRI FIB UB adalah mahasiswa asal Vietnam. Ia bernama Luong Thi My Le. Ia merupakan alumni DRI FIB UB angkatan 2019. Meski telah kembali ke negaranya, ia masih menjalin komunikasi dengan dosen di FIB UB yang dulu mengajarnya. Hal itu membuktikan bahwa selama masa belajar di FIB UB para mahasiswa asing merasa begitu nyaman.
Yang unik dari mahasiswa Vietnam ini selain sudah cukup lancar bahasa Indonesia, ia juga memiliki nama Indonesia. Lestari, begitulah nama panggilannya. Menurut pengakuannya, dulu nama ini diberikan oleh dosen asal Indonesia yang mengajarnya saat di Vietnam. Sejak saat itu, ia lebih suka dipanggil dengan nama tersebut. Pun ketika saat studi di FIB UB. Ia lebih suka memperkenalkan dirinya dengan nama Indonesianya. Baginya, memiliki nama panggilan Indonesia merupakan sebuah kebanggaan. Selain itu, nama tersebut merupakan bentuk cintanya pada Indonesia.
Beberapa waktu lalu salah satu dosen FIB UB, Khilmi Mauliddian, M.Li., yang tak lain dosen pembimbingnya saat studi di FIB UB berkesempatan untuk berkomunikasi dengan Lestari via Zoom. Pada kesempatan tersebut, Lestari dengan senang hati berbagi kabar dan cerita saat setelah kembali ke negaranya.
Awalnya, ia mengungkapkan jika dirinya sangat rindu dengan Indonesia. Terlebih sangat merindukan masa-masa belajar di FIB UB.
“Selama belajar di FIB UB banyak sekali ilmu dan pengalaman yang saya dapat. Dosen dan staf yang ramah dan baik, sangat membantu saat kami belajar,” kenangnya.
Mahasiswa yang kini masih menempuh studi Indonesia, pada Faculty of Oriental Studies, The University of Social Sciences and Humanities, Vietnam National University ini mengaku, jika ia juga rindu dengan suasana Indonesia khususnya kota Malang. Baginya Malang sudah menjadi rumah kedua.
“Teman-teman di Indonesia sangat baik, masyarakat yang ramah, Malang yang penuh kesan seperti rumah saya kedua, makanan yang enak, setelah pandemi COVID-19 saya pasti akan berkunjung lagi ke Indonesia,” imbuhnya.
Terkait kesibukannya saat ini di Vietnam, ia pun menceritakan jika kegiatan sehari-harinya adalah kuliah. Perkuliahan di Vietnam juga masih dilaksanakan secara daring akibat pandemi COVID-19. Terlebih ia sudah semester lima, hampir setiap hari sibuk kuliah dari pagi hingga sore karena mengambil banyak mata kuliah. Namun, ia merasa bersyukur, untuk di daerah tempat tinggalnya yang terletak di Provinsi Dong Nai, Vietnam Tenggara, cukup aman dari COVID-19.
Mahasiswa DRI FIB UB asal Vietnam, Luong Thi My Le atau yang lebih akrab dipanggil Lestari, bercerita jika dirinya mengenalkan Indonesia ke masyarakat Vietnam khususnya di lingkungan terdekatnya.
“Di Vietnam, banyak anak muda tidak tahu tentang Indonesia. Mereka lebih banyak tahu tentang Korea dan China. Padahal, Indonesia tidak kalah menarik dengan negara-negara tersebut. Saya sering menjelaskan kepada mereka, Indonesia perlu untuk dikunjungi,” ungkapnya.
“Saya bercerita mengenai makanan khas Indonesia, tempat wisata yang indah, dan produk Indonesia yang ada di Vietnam. Sebenarnya banyak produk Indonesia yang ada di Vietnam, namun kebanyakan orang Vietnam tidak memperhatikan itu. Baru setelah tahu cerita saya, mereka menjadi penasaran,” imbuhnya.
Selain itu, setelah pandemi usai, ia akan lebih giat mengenalkan Indonesia di Vietnam. Sudah banyak rencana yang ingin dilakukannya.
“Setelah pandemi, saya akan lebih banyak membuat kegiatan yang bertemakan Indonesia seperti mengunjungi kedutaan Indonesia atau acara-acara yang diadakan oleh komunitas Indonesia di Vietnam, dan juga kegiatan yang bertemakan Indonesia di kampus,” jelasnya.
Saat ditanya alasan ia dulu tertarik belajar dan memilih studi Indonesia di Vietnam, ia menjelaskan, jika ia melihat Indonesia memiliki potensi yang besar. Apalagi Indonesia dan Vietnam memiliki hubungan sejarah dan persahabatan yang baik, sehingga sangat disayangkan jika hubungan itu tidak dijaga dan dimanfaatkan dengan baik. Dari situlah ia lantas memanfaatkan potensi tersebut dengan mengambil studi tentang Indonesia. Harapannya kelak, ia dapat bekerja yang berhubungan dengan Indonesia.
“Saya ingin sekali bisa bekerja di tempat yang memiliki hubungan dengan Indonesia. Di Vietnam, peluang itu masih terbuka luas apalagi ekonomi Indonesia juga mengalami kemajuan. Dengan bekerja di tempat tersebut, kelak saya berharap agar bisa lebih sering berkunjung ke Indonesia. Dan juga melihat peluang usaha apa saja yang dapat dikembangkan,” harapnya. [Khilmi/DTS/MSH/Humas FIB]